Kamis, 27 November 2014

Akhlaq Tasawuf

Dosen Pembimbing :
Dr.Kh.Alwi Uddin

Diajukan sebagai tugas
“Akhlak Tasawuf”

Di susun oleh:  

Muhammad Danial

Pendidikan ulama tarjih
Universitas muhammadiyah makassar
Tahun ajaran 2012-2013

KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan ridla-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, tidak lupa shalawat dan salam semoga selamanya tercurahkan kepada sang pemimpin revolusi sedunia, pendobrak kebathilan yaitu Nabi besar Muhammad SAW.
          Kami penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu dan memotivasi kami dalam menyelesaikan makalah ini.
          Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca supaya menjadi dorongan dan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Aamiin yaa Robb Al’aalamiin

Makassar, 17 Juli 2013

                                                                                                 Penyusun

 DAFTAR ISI

I.KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
II.DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I
PENDAHULUAN
a.  Latar Belakang ............................................................................................. 3
b.  Rumusan Masalah............................................................................................ 3
c.  Tujuan............................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN
              A. Pengertian Istiqomah .................................................................................... 4
              B. Dalil-dalil Istiqomah...................................................................................... 5
              C. Karakteristik Perilaku Istiqomah................................................................. 8

BAB III
PENUTUP
             Kesimpulan.................................................................................................. 9
       DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 9



BAB I
PENDAHULUAN

a.         Latar Belakang
          Sifat (istiqomah)adalah menjadi tuntutan Islam seperti yang diperintahkan oleh Allah SWT dalam QS. Fushilat: 6, yang artinya: Katakanlah wahai Muhammad “Sesungguhnya aku hanyalah seorang  manusia seperti kamu, diwahyukan kepada aku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan yang satu; maka hendaklah kamu teguh di atas jalan yang lurus”.
          Sifat istiqomah inilah yang harus dimiliki oleh setiap muslim demi meraih kesuksesan di dunia dan di akhirat. Bercermin pada keberhasilan yang diraih oleh Rasulullah SAW, beliau teguh dalam membawa misi risalah dakwahnya meskipun beribu-ribu rintangan dan hambatan menghadang.
b.        Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
a. Pengertian istiqomah
b. Dalil-dalil yang berkaitan dengan istiqomah
c. Karakteristik perilaku istiqomah

c.         Tujuan
Adapun tujuan makalah adalah sebagai berikut:
a.    Mengetahui pengertian istiqomah
b.    Mengetahui dan memahami dalil-dalil yang berkaitan dengan istiqomah
c.    Mengetahui karakteristik perilaku istiqomah
d.   Meneladani perilaku istiqomah.







BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Istiqomah
                    Istiqomah menurut bahasa adalah pendirian yang teguh atas jalan yang lurus. Sedangkan menurut istilah, istiqomah adalah bentuk kualitas batin yang melahirkan sikap konsisten (taat asas) dan teguh pendirian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik, sebagaimana kata taqwimmerujuk pula pada bentuk yang sempurna.
 Mengenai pengertian istiqomah itu sendiri, para ulama berbeda pendapat diantaranya;  
a.Menurut Abu al-Qasim al-Qusyairi : “istiqomah adalah sebuah tingkatan yang menjadi pelengkap dan penyempurna segala urusan. Lantaran istiqomahlah segala kebaikan berikut aturannya dapat terwujud”
                      b.Menurut al-Wasithi : “istiqomah adalah sifat yang bisa menjadikan sempurnanya kebaikan. Apabila ia hilang, kebaikan-kebaikan menjadi buruk”
                      c.Menurut Abu Bakar : “bahwa meraka yang beristiqomah adalah orang-orang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatupun.
                      d.Menurut Abu Ali ad-Daqqaq : “ada tiga derajat pengertian istiqomah, yaitu
-menegakkan atau membentuk sesuatu (taqwiim) yakni, menyangkut disiplin jiwa,
-menyehatkan dan meluruskan (iqomah),yakni berkaitan dengan penyempurnaan,
-berlaku lurus (istiqomah),yakni berhubungan dengan tindakan mendekatkan diri pada Allah SWT.
                   Sikap istiqomah menunjukkan kekuatan iman yang merasuki seluruh jiwa, sehingga seseorang tidak akan mudah goncang atau cepat menyerah pada tantangan atau tekanan. Mereka yang memiliki jiwa istiqomah itu adalah tipe manusia yang merasakan ketenangan luar biasa walau penampakkannya di luar bagai seorang yang gelisah. Dia merasa tenteran karena apa yang dia lakukan merupakan rangkaian ibadah sebagai buktimahabbah. Tidak ada rasa takut apalagi keraguan.
                   Dengan demikian, istiqomah bukanlah berarti sebuah sikap yang jumud, tidak mau adanya perubahan, namun sebuah kindisi yang tetap konsisten menuju arah yang diyakininya dengan tetap terbuka terhadap gagasan inovatif yang akan menunjang atau memberikan kontribusi positif untuk pencapaian tujuannya.
Mengomentari masalah ini, Dr. Nurcholis Madjid berkata :
“Kesalahan itu timbul antara lain akibat persepsi bahwa istiqomah mengandung makna yang statis. Memang istiqomah mengandung arti kemantapan, tetapi tidak berarti kemandekkan, namun lebih dekat kepada arti stabilitas yang dinamis”, maka itulah yang disebut istiqomah.
                   Pribadi muslim yang profesional dan berakhlak memiliki sikap konsisten yaitu kemampuan untuk bersikap pantang menyerah, mampu mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya.  Mereka mampu memngendalikan diri dan mengelola emosinya secara efektif. Sikap konsisten telah melahirkan kepercayaan diri yang kuat dan memiliki integritas serta mampu mengelola stres dengan tetap penuh gairah. Seorang yang istiqomah tidak mudah berbelok arah betapapun godaan untuk mengubah tujuan begitu memikatnya. Dia tetap pada niat semula.
                   Istiqomah berarti berhadapan dengan segala rintangan, konsisten berarti tetap menapaki jalan yang lurus walaupun sejuta halangan menghadang. Iman dan istiqomah akan membuahkan keselamatan dari segala macam keburukan dan meraih segala macam yang dicintai. Orang yang istiqomah juga akan dianugerahi kekokohan dan kemenangan, serta kesuksesan memerangi hawa nafsu. Beruntunglah orang yang mampu istiqomah dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT. Khususnya pada zaman seperti ini, saat cobaan, ujian, dan godaan selalu menghiasi kehidupan. Siapa saja yang kuat imannya akan menuai keberuntungan yang besar. Dan siapa saja yang lemah imannya akan tersungkur di tengah belantara kehidupan dan mengecap pahitnya kegagalan.
                  
B.     Dalil-dalil Istiqomah
·                       a. QS. Huud (11): 112
     Artinya: Maka konsisitenlah sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan  juga orang yang telah taubat bersamamu, dan janganlah kamu melalampaui batas. Sesungguhnya dia menyangkut apa yang kamu lakukan, maha melihat.
              Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammmad SAW untuk konsisten  dalam melaksanakan dan menegakkan tuntunan wahyu-wahyu Illahi sebaik mungkin sehingga terlaksana secara sempurna sebagaimana mestinya.
              Ayat sebelum ini berbicara tentang kitab Nabi Musa as dan pertikaian umatnya tentang kitab suci Taurat. Ayat ini melarang umat Islam bertikai seperti halnya pertikaian itu dan memerintahkan untuk konsisten memelihara dan mengamalkan kitab suci. Semua sepakat tentang Al-Quran yang dimulai dengan surah al-Fatihah dan berakhir dengan surah an-Naas
·                b.QS. Fushilat (41): 30-32
Artinya: 30. Sesungguhnya orang-orang yang berkata, Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata) “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kanu bersedih hati dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu”.
               31. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidpan dunia dan akhirat di dalamnya surga kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.
               32. Sebagai penghormatan (bagimu) dari Allah yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
          Inilah lanjutan dari bisikan malaikat yang disampaikan kedalam jiwa orang yang telah mengakui Allah SWT sebagai Tuhannya dan tetap teguh memegang pendirian, tidak berubah dan tidak beranjak, sebab hanyalah Allah tempat berlindung, tidak ada yang lain. Allahlah tempat memohonkan pertolongan, yang lain tidak. Maka selain dari ketenteraman hati diatas dunia ini sebagai alat paling penting untuk pertahanan jiwa dalam menghadapi serba-serbi gelombang kehidupan, dijanjikan pula bahwa kelak akan dimasukkan ke dalam surga.
          Sambungan bujukan malaikat-malaikat itu yakni bahwasanya dengan izin dan perintah dari Allah mereka memberikan jaminan perlindungan bagi orang yang teguh memegang pendirian bertuhan  kepada Allah itu, baik semasa hidupnya di dunia terutama di akhirat kelak. Maka bertambah condonglah kita kepada pendapat yang telah kita kemukakan diatas tadi, yaitu bahwa malaikat datang bukanlah semata-mata dikala orang yang teguh pendirian itu akan meninggal saja bahkan pada masa hidup dalam kondisi apapun. Fahruddin menulis dalam tafsirnya tentang maksud ayat ini, malaikat memberikan perlindungan atau pimpinan ialah bahwa kekuatan malaikat itu ada pengaruhnya atas orang yang beriman denagn membukakan keyakinan yang penuh dalam suatu pendirian, dan memberikan ketegakkan yang hakiki, yang tidak meragukan lagi, sehingga jiwa itu berani menghadapi segala kemungkinan apapun.
c.QS. Al-Ahqaaf (46): 13-14
     Artinya: 13. Sesungguhnya orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah kemudian mereka tetap istiqomah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita.
                   14. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
              Orang-orang yang mengaku bahwa Allah SWT adalah Tuhannya dan menjadikan Allah SWT sebagai sentral dalam segala sesuatu. Lalu mereka istiqomah, teguh, yang merupakan derajat tinggi. Derajat itu berupa ketenangan jiwa dan ketenteraman hati serta keistiqomahan perasaan.
·                       d.QS. Al-Furqon (25): 32
     Artinya: Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa tidak diturunkan Al-Qur’an itu kepada Muhammasd dengan sekaligus?”. Diturunkan Al-Qur’an dengan cara demikian karena menetapkan hatimu (wahai Muhammad) dengannya, dan kami nyatakan bacaannya kepadamu dengan teratur satu persatu.
              Ayat ini berkaitan dengan istiqomah hati, yakni senantiasa teguh dalam mempertahankan kesucian iman dengan cara menjaga kesucian hati daripada sifat syirik, menjauhi sifat-sifat cela seperti riya dan hendaknya menyuburkan hati dengan sifat terpuji, terutamanya ikhlas, dengan kata-kata lain istiqomah hati mempunyai maksud keyakinan yang kukuh terhadap kebenaran.
·                       e.QS. Ibrahim (14): 27
     Artinya: Allah menetapakan (pendirian) orang-orang yang beriman dengan kalimat yang tetap teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
              Ayat ini berkaitan dengan istiqomah lisan, yaitu dengan memelihara lisan atau tutur kata daripada kata-kata supaya senantiasa berkata benar dan jujur setepat kata hati  yang berpegang pada prinsip kebenaran dan jujur, tidak berpura-pura, tidak bermuka-muka, dan tidak berdolak-dalik. Istiqomah lisan terdapat pada orang yang beriman berani menyatakan dan mempertahankan kebenaran dan hanya takut kepada Allah SWT.

C.Karakteristik Perilaku Istiqomah
          a. Mempunyai Tujuan Yang Jelas
                        Sikap istiqomah hanya mungkin memasuki jiwa seseorang bila mereka mempunyai tujuan atau ada sesuatu yang ingin dicapai, mereka mempunyai visi yang jelas dan dihayatinya dengan penuh kebermaknaan. Merekapun sadar bahwa pencapaian tujuan tidaklah datang begitu saja, melainkan harus diperjuangkan dengan penuh kesabaran, kebijakan, kewaspadaan dan perbuatan yang memberikan kebaikan semata dengan menetapkan tujuan, mereka mampu merencanakan setiap tindakannya serta mengelola aset dirinya agar bekerja lebih efisien dan efektif.
          b. Kreatif
                        Orang yang memiliki istiqomah akan tampak dari kreatifitasnya, yaitu kemampuan untuk menghasilakan sesuatu melalui gagasan-gagasannya yang segar dan mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar serta tidak takut terhadap kegagalan, melainkan ia takut terhadap kemalasannya untuk mencoba.
                        Ciri-ciri orang yang kreatif diantaranya memiliki kekuatan motivasi untuk berprestasi, komitmen, serta inisiatif dan optimis.
          c. Menghargai Waktu
                        Waktu adalah aset Illahiah yang paling berharga, bahkan merupakan kehidupan yang tidak dapat disia-siakan, sebagaimana yang difirmankan dalam QS. Al-Ashr.Ciri-ci orang yang menghargai waktu diantaranya tanggungjawab dan disiplin dan tidak menunda-nunda waktu.
e.    Bersikap Sabar
        Sabar merupakan suasana batin yang tetap tabah, istiqomah pada awal dan akhir ketika menghadapi tantangan dan mengemban tugas dengan hati yang tabah dan optimis, sehinnga dalam jiwa orang yang sabar terkandung beberapa hal, yaitu menerima dan menghadapi tantangan dengan tetap konsisten dan berpengharapan, tetap mampu mengendalikan dirinya, tidak monoton dalam menilai sesuatu.



BAB III
PENUTUP

A.             Kesimpulan
Sikap Isiqomah adalah sesuatu yang mutlak harus di miliki oleh seorang musli sebab karena dalam upaya menegakkan ajaran Islam ini ialah yang menjadi target utama ialah upaya menanamkan sikap optimis dan konsisten dalam menegkkan ajaran Islam.Namun tak lepas dari itu semua dimana tuntutan zaman yang secara dinamis mempengaruhi akan ruang gerak da’wa Islam di era saat ini.
 Sikap Istiqomah inilah yang di contohkan oleh rasulullah Saw,lewat perjalanan dakwa beliau sejak beberapa tahun lamanya beliau mendakwakan Islam ini,terutama sikap istiqomah yang di tunjukkan oleh Raulullah Saw lewat berbagai peperangan yang di hadapi oleh beliau bersama para sahabatnya yang setia ikut andil dalam Peperangan bersama beliau.

DAFTAR PUSTAKA

Hafidz, Imam al-Faqih Abi Zakariya Muhyiddin Yahya an-Nawawi. Riyaadh ash-Sholihin. Surabaya.
Mu’is, Fahrur dan Muhammad Suhadi. 2009. Syarah Hadits Arbain an-Nawawi. Bandung: MQS Publishing
Suar, Teja. (ed.). 2004. Islam Saja! Bekal Bagi Pemuda Muslim. Bandung: Kalam UPI Press.
Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Ruhaniyah (Transcedental Intellegence). Jakarta: Gema Insani Press.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta: Gema Insani Press.

0 komentar:

Posting Komentar